SABENI PENDEKAR LEGENDARIS BETAWI DARI TANAH ABANG

0

sharegapps.com. Sukabumi

Betawi telah melahirkan banyak jawara silat legendaries dari Pitung, Ronda, Ji’ih dan Jampang, yang nama besarnya terus dikenang oleh masyarakat Betawi khususnya hingga saat ini. Sekarang kita akan kembali mengulas biografi Sabeni, pesilat legendaries dari Tanah Abang, yang karena jasa-jasanya, oleh pemerintah namanya diabadikan menjadi sebuah nama jalan, yaitu di Jalan Sabeni, Letak Jalan Sabeni ini tepatnya di RT 016 RW 012, Kelurahan Kebon Melati, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Jalan Sabeni memanjang sekitar 1 km. Jalan selebar tak lebih dari 3 meter itu membelah pemukiman warga Kebon Melati yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang.

H. Sabeni bin Canam lahir di Kebon Pala, Tanah Abang pada 1860 dari pasangan yaitu Canam (Hannam seorang tukang / bandar kulit) dan ibu Piyah. Namanya begitu terkenal pada masa Perang Dunia II (akhir era penjajahan kolonial Belanda dan pendudukan Jepang). Sabeni belajar silat dari dua guru, yaitu H. Syuhud dan H. Ma’il, yang mana keduanya ahli beladiri silat Betawi yang berdiam di daerah Tanah Abang. Dua tokoh yang mengajar Sabeni ini konon disinyalir berasal dari etnis Tiongkok, menilik dari beberapa filosofi dan karakter alirannya mirip dengan filosofi dan karakter yang ada di Negeri Tirai Bambu. Ilmu silat dari kedua gurunya itu kemudian digabungkannya, yang akhirnya dikenal dengan aliran silat maen pukulan Sabeni. Setelah Sabeni mempelajari maen pukulan kurang lebih 10 tahun, ia akhirnya menguasai ilmu itu dan mulai mengajar pada masyarakat sekitar.

Dan berikut beberapa daftar pertarungan legendaries Sabeni yang dirangkum dari berbagai sumber :

1. SABENI VS PREMAN TANAH SEBERANG
Sabeni melawan 6 (enam) orang Kawanan jawara dari pulau seberang dengan lambang tengkorak di bajunya, yang terkenal kejam dan suka memeras para pedagang di Tanah Abang, Sabeni berhasil menghajar kawanan tersebut dengan sebilah bambu setelah bermaksud minta uang ke Koh Tjun seorang pengusaha tahu, hingga mereka terjungkal satu persatu dan akhirnya menyerah serta kabur dari Tanah Abang

2. SABENI VS MACAN KEMAYORAN
Pertarungan ini membuat Nama Sabeni mulai semakin dikenal masyarakat luas, setelah beliau berhasil mengalahkan seorang jagoan berjuluk Macan Kemayoran ketika hendak melamar putrinya untuk dijadikan istri. Diceritakan Macan Kemayoran mau menerima lamaran Sabeni dengan syarat harus bisa mengalahkan Macan Kemayoran. Setelah nelalui pertarungan sengit akhirnya Sabeni berhasil mengalahkan jawara Kemayoran

3. SABENI VS JAGO KUNGFU KUNTAU BELANDA
Belanda menutup paksa perguruan Sabeni karena resah dengan semakin banyaknya pengikut dan murid di perguruan tersebut. Karena dikhawatirkan menjadi alat untuk menentang pemerintahan kompeni Belanda. Murid-murid dan banyak warga Betawi tidak terima dengan penutupan itu, akhirnya pemerintah Belanda bersedia membuka perguruan Sabeni kembali dengan syarat harus bisa mengalahkan 5 (lima) jago kungfu Kuntau dari Tongkok yang didatangkan pemerintah Kompeni. Belanda memberi syarat tersebut karena yakin Sabeni tidak mungkin mengalahkan jagoan mereka. Ternyata Sabeni menerima tantangan tersebut, dan lima jagoan Kungfu tersebut bisa ditumbangkan oleh Sabeni, alhasil Belanda pun terpaksa menepati janji dan membuka kembali perguruan Sabeni. Setelah itu Sabeni akhirnya diangkat sebagai Kepala Keamanan tingkat Kecamatan di wilayah Tanah Abang, untuk memastikan keamanan dan agar tidak terjadi pemberontakan di Batavia.

4. SABENI VS PRAJURIT JEPANG DAN SUMO
Pada masa penjajahan Jepang, putra Sabeni yang bernama Sapi’ie diharuskan menjadi Heiho (sukarelawan membantu tentara Jepang) seperti halnya para pemuda lainnya. Karena tidak tahan terhadap perlakuan tentara Jepang, Sapi’ie kabur dan kembali ke rumah orangtuanya. Pihak Kempetai (Polisi Rahasia Jepang) memburunya. Sebagai jaminan, tahun 1943 Kempetai menahan Sabeni. Komandan Kempetai mendatangkan beberapa ahli beladiri langsung dari Jepang dan menantang Sabeni untuk diadu dalam duel di Markas Kempetai di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat. Sabeni yang saat itu sudah berusia 83 tahun bertarung dengan karateka dari Jepang. Sabeni berhasil berkelit dari serangan-serangan prajurit Jepang dengan mudah karena para karateka ketika menyerang suka berteriak duluan, bagi Sabeni ini semacam kode untuk menghindar. Bahkan, ia kemudian berhasil merobohkan prajurit Jepang itu dengan ilmu pukulan kelabang nyebrang. Tak lama kemudian, Sabeni juga harus berhadapan dengan pemain Sumo. Pemain Sumo itu pun juga dibuat tak berkutik.

AKHIR HIDUP H. SABENI
Selama masa perjuangan kemerdekaan, Sabeni dan murid-muridnya turut berperan serta dalam perlawanan fisik di Jakarta, akhirnya Sabeni wafat pada 15 Agustus 1945 atau 2 (dua) hari sebelum kemerdekaan Indonesia, aliran silatnya kemudian diteruskan oleh para keturunan dan murid-muridnya. Pada 2016, setidaknya terdapat 6 perguruan atau sanggar silat yang mengembangkan aliran silat Sabeni di daerah Tanah Abang. Dan pada tahun 2019, Silat Sabeni diakui sebagai warisan budaya takbenda dari Provinsi DKI Jakarta, dengan No. Registrasi: 201900925.

CIRI KHAS DAN JURUS SILAT SABENI
Beberapa ciri khas Silat Sabeni ialah posisi permainan yang rapat, gerakan tangan cepat dan luwes, serta sapuan kaki yang ditujukan untuk membanting lawan. Jurus-jurus silatnya lebih mengutamakan pada penyerangan, serta menunggu peluang terbukanya kelemahan lawan
Berikut ini adalah nama jurus-jurus utama dalam Silat Sabeni (jalur Cing Mus), sebagai berikut :
1. Jalan Cara Cina
2. Kelabang Nyebrang
3. Empat Persegi
4. Empat Kelima Pancer
5. Sela Bumi

Setiap jurus tersebut memiliki banyak jurus pecahan hingga ratusan, beberapa namanya antara lain
• Kotek
• Pulet
• Sikut
• Pulir
• Sangkolan
• Sendok
• Tubruk Kacip
• Jalan Kelabang
• Kelabang Muter
• Naga Ngerem
• Merak Ngigel

Seiring perkembangan Silat Sabeni, terdapat sedikit perbedaan penamaan, urutan, gerak, maupun aplikasi jurus-jurusnya, dalam berbagai perguruan yang mengajarkan aliran silat ini.

Demikian sekilas sejarah Sabeni pendekar silat legendaries dari Betawi. Terima kasih sudah membaca.

Sumber : GoBetawi, Kominfo Jakarta, Kompas, Wikipedia dan berbagai sumber lainnya

(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *